Beberapa bulan ini muncul tiket kereta eksekutif subclass AD yang harganya termasuk mahal. Salah satu contoh KA Argo Lawu full trip Solobalapan – Gambir pada subclass AD kena harga 840.000. KA Manahan di jurusan yang sama, harga tertingginya 730.000. Untuk KA Argo Semeru Surabaya Gubeng – Gambir pada subclass AD kena harga 865.000.
Harga subclass tersebut termasuk mahal walaupun masih dalam lingkup tarif batas atas. Pun kursi yang tersedia pada harga paling mahal itu tidak banyak, hanya beberapa kursi saja.
Beberapa hal yang menyebabkan harga tiket kereta api jarak jauh saat ini termasuk mahal adalah bahan bakar non subsidi. Biaya TAC, IMO belum dibayarkan pemerintah kepada KAI.
Pertama KAI tidak mendapatkan bahan bakar subsidi, solar non subsidi. Berbeda dengan transportasi darat seperti bus yang solarnya bisa pakai solar subsidi, lokomotif ini solarnya non subsidi.
Kedua PT KAI dikenakan Track Acces Charge (TAC) yang terlalu mahal. TAC adalah baiya yang harus dibayar oleh penyelenggara sarana perkeretaapian atas penggunaan sarana perkerataapian kepada pemiliknya yaitu Kemenhub melalui DJKA. PT KAI tetap membayar sewa kepada DJKA atas sarpras yang digunakan.
Ketiga kontrak perawatan dan pengoperasian prasarana perkerataapian milik negara (Infrastructure Maintenance and Operation – IMO) harus dibayarkan ke KAI belum dibayarkan APBN.
Nah itu dia Penyebab Tiket Kereta Api Jarak Jauh Semakin Mahal. Tarif kereta api memang naik turun sesuai dengan tarif batas atas dan batas bawah yang telah ditentukan. Mahal murah, nyaman tidak nyaman memang soal selera, kita tidak bisa membandingkannya.